Powered By Blogger

Friday, August 5, 2011

CARA PENANGGULANGAN PATEK PADA CABE

patek (antraknosa)
Penyakit patek (antraknosa) disebabkan oleh serangan cendawan atau jamur  Gloesporium Piperatum. Di pertanaman, serangan pada buah ditandai dengan munculnya bercak kuning yang berubah menjadi cokelat kehitaman. Selanjutnya, buah menjadi lunak dan membusuk, mengering dan saking beratnya serangan menyebabkan buah keriput seperti mummi. Penyakit ini juga menyebabkan buah yang masih hijau dan menyebabkan mati ujung. Keadaan cuaca panas dan lembab mempercepat perkembangan penyakit. Pada kondisi lembab, cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu, apabila dilihat dibawah mikroskop akan nampak badan buah yang disebut aservulus, adalah struktur yang terdiri dari kumpulan konidia pada masing-masing konidiosfor.

Cara‐cara pengendaliannya adalah, selain dengan cara budidaya yang baik dan sanitasi lahan yang baik, dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi. Namun demikian, apabila pestisida kimia banyak digunakan, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan, termasuk paparan residu pestisida. Oleh karena itu, cara pengendalian yang bijaksana perlu dilakukan antara lain dengan:
  • Melakukan prendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius) selama 30 menit.
  •  Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu diperhatikan saat melakukan pemusnahan, tangan yang telah menyentuh (sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman, tidak menyentuh tanaman/buah yang sehat, dan sebaiknya dilakukan menjelang pulang sehingga kita tidak terlalu banyak bersinggungan dengan tanaman/buah yang masih sehat.
  • Penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan famili solanaceae (terong dan tomat) atau tanaman inang lainnya misal pepaya.
  •  
  • Penggunaan mulsa plastik hitam perak (MPHP), karena dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak sinar matahari dapat dipantulkan pada bagian bawah permukaan daun/tanaman sehingga kelembaban tidak begitu tinggi.
  • Menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu sekitar 65-70 cm (lebih baik yang 70 cm) dan ditanam secara zig-zag ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udara cukup lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar, keuntungan lain buah akan tumbuh lebih besar.
  • Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misal pupuk Urea, Za, ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
  • Penyiangan/sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
  • Jangan menanam cabai dekat dengan tanaman cabai yang sudah terkena lebih dahulu oleh antraknosa/patek, ataupun tanaman inang lain yang telah terinfeksi.
  • Pengelolaan drainase yang baik di musim penghujan.

Yang lebih baik adalah melakukan pencegahan dengan cara menyemprotkan pestisida nabati yang terbuat dari Kunyit, Laos, Kencur dan Jahe masing-masing 1 kg. Ditambah 1 butir gambir, 1 ons gula pasir, 1 liter EM TANI dan 3 liter air. Cara pembuatanya, tumbuk Kunyit, Laos, Kencur, Jahe dan Gambir kemudian masukan air, gula dan EM TANI. Campuran tersebut diamkan selama 7 hari. Pengaplikasian disemprotkan dengan dosis 2 cc larutan pestisida per 1 liter air.

Saturday, July 30, 2011

ANTRAKNOSA ATAU PATEK PADA TANAMAN CABAI

 Sampai saat ini patek (antraknosa) masih merupakan penyakit utama tanaman cabe, bahkan menurut informasi sekarang patek juga mulai menyerang cabai rawit. Penyakit patek (antraknosa) sangat susah sekali dikendalikan jika sudah terlanjur menyerang. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit patek bisa mencapai 100%.
Penyakit patek disebabkan oleh dua jenis jamur:
  1. Jamur Colletotricum capsici, serangan jamur ini pada cabe dicirikan dengan cara menginokulasi pada tengah buah cabai dan biasanya menyerang cabai yang sudah tua.
  2. Jamur Gloeosporium sp, jamur ini dicirikan dari jenis serangannya pada ujung cabai dan bisa menyerang pada cabai yang muda maupun tua.
Kedua jamur tersebut bisa menyerang sendiri-sendiri maupun bersamaan (kombinasi keduanya). Serangan jamur tersebut biasanya akan meningkat saat kelembaban tinggi disertai suhu udara yang tinggi pula.
Untuk mengendalikan penyakit patek (anraknosa) pada tanaman cabai tidak bisa dilakukan hanya saat sudah mulai terjadinya serangan, namun harus dimulai dari awal proses penanaman. Untuk lebih lengkapnya cara mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai bisa dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Pergunakan bibit yang sehat, jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai.
  2. Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). Spora Gloeosporium maupu Colletotricum mampu beradaptasi hidup dalam tanah dalam waktu tahunan
  3. Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek
  4. Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman.
  5. Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai
  6. Pergukanlah mulsa plastik untuk menghindari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan
  7. Pergunakanlah jarak tanam yang ideal sesuai dengan varietas yang akan kita tanam, usahakan jangan terlalu rapat karena hal ini akan sangat membahayakan keselamatan tanaman cabai
  8. Lakukan pencegahan dengan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida secara rutin satu minggu sekali (tetapi ini betentangan dengan konsep pengendalian hama secara terpadu)
  9. Lakukan perempelan untuk mengurangi krimbunan tanaman cabai
  10. Pergunakan peralatan yang terbebas dari penyebab penyakit patek
  11. Jika langkah-langkah diatas sudah dilakukan tetapi masih terjadi serangan penyakit patek maka segeralah buang tanaman yang sakit kalau perlu membakarnya.
  12. Segeralah melakukan tindakan penyelamatan terhadap cabai yang belum terserang secepatnya (saya katakan secepatnya karena penyakit patek bisa menyebar dalam hitungan jam). Tindakan yang perlu dilakukan adalah menyemprot dengan fungisida kontak (dithane, nordox, kocide, antracol, dakonil dll) bersamaan dengan sistemik (derosal, bion M, amistartop dll)
Sekian dulu postingan dari saya kali ini, walaupun saya menulis artikel tentang patek tetapi harapan saya semoga tanaman cabai anda tidak pernah terserang yang namanya penyakit patek. Salam sukses selalu untuk anda petani indonesia.

MENGENDALIKAN HAMA KERITING DAUN PADA TANAMAN CABE

Salam pertanian! Kali ini saya ingin sedikit membahas tentang tanaman cabe khususnya mengenai hama keriting daun pada tanaman cabe. Sebenarnya ada beberapa penyebab yang mengakibatkan daun tanaman cabe menjadi keriting. Supaya kita mengetahui cara mengendalikan hama yang menyebabkan gejala keriting daun cabe tersebut pasti harus didasari oleh pengetahuan tentang penyebab keriting daun cabe tersebut.
  1. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh trips. Gejala keriting pada daun tanaman cabe sebagian besar disebabkan oleh hama trips. Gejala yang ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun yang keriting dengan bentuk lekukan yang menggulung ke atas. Biasanya serangan trips diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap seperti perak. Hama tanaman ini sangat mudah dilihat kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabe dan didalam gulungan daun cabe, berbentuk kecil memanjang seperti semut hitam dengan warna ada yang hitam dan hijau. Binatang ini bisa bergerak cepat dan mudah meloncat.
  2. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh tungau. Tungau menyerang tanaman cabe dengan memberikan gejala yang khas, yaitu daun yang terserang akan melengkung ke bawah dengan rapih. Serangan tungau biasanya terjadi pada daun yang ketiga sampai kebawah. Jika daun yang menggulung dibuka dan diperhatikan secara teliti maka permukaan daun bagian bawah akan terdapat binatang yang sangat lembut sekali (selembut tepung) yang bergerak secara perlahan-lahan. Warna tungau pada permukaan daun biasanya hijau muda.
  3. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus. Virus pada tanaman cabe biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul). Jika virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun tanaman cabe yang menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung. Hal ini berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan menggulung tanaman cabe hanya daun bagian ujung saja. Gejala keriting daun oleh Virus kadang-kadang juga dikuti oleh kerdilnya tanaman dan berubahnya warna daun.
Setelah kita mengetahui beberapa penyebab keriting daun cabe tentunya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengendalikan hama penyebab keriting tersebut:
  1. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma dilahan maupun disekitar lahan
  2. Gunakan mulsa plastik hitam perak
  3. Jarak tanam jangan terlalu rapat
  4. Kalau memungkinkan gunakan sprinkel untuk menyiram tanaman
  5. Untuk keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus cegah dengan mengendalikan vektornya
  6. Gunakan insektisida yang tepat sasaran. Untuk trips, myzus dan bemisia gunakan insektisida berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil, imidakloprid. Untuk tungau gunakan akarisida seperti samite, mitac dan mesurol.
  7. Ketika mengaplikasi pestisida tambahkanlah pupuk daun untuk mempercepat pemulihan tanaman.
  8. Jika merasa selalu kesulitan mengendalikan keriting daun tanaman cabe maka hindari menanam cabe pada musim kemarau.
Demikian postingan tentang mengendalikan hama penyebab keriting daun tanaman cabe semoga bermanfaat bagi anda kaum praktisi budidaya tanaman cabe, kaum penyuluh dan pencinta tanaman.

Wednesday, June 8, 2011

Jangan Biarkan Rontokan Buah Berserakan di Lahan Anda

Jika kita menanam, jangan biarkan rotokan buah berserakan dilahan anda, baik itu tanaman hortikultura ataupun tanaman buah di perkebunan/perumahan, dan jangan katakan kerontokan itu wajar, sebab buah yang rontok adalah buah yang bermasalah misal:
  • Kekurangan unsur hara yang dibutuhkan buah
  • Terserang hama
  • Terserang penyakit
Kita harus mewaspadai kerontokan-kerontokan buah tersebut, jika buah tersebut terkena hama lalat buah (misal pada cabai, melon, belimbing, mangga dsb) maka buah tersebut menjadi sarana untuk bertelur dan berkembang biak larva dari lalat buah (coba bayangin kalau satu ekor lalat buah betina menghasilkan 100-150 ekor telur/larva dan telur/larva tersebut berada dalam buah yang berserakan….dan kemudian dia bertelur, bertelur, lagi dan lage hehehe… berabe kan…?), dan jika buah tersebut terkana jamur misal antraknosa, pythoptora dsb maka buah tersebut menjadi perkembangan jamur yang siap menyebarkan sporanya dikala jamur tersebut sudah dewasa, sehingga dapat dipastikan hama penyakit semakin merajalela dan kerontokan buahpun semakin menjadi-jadi. Maka dari itu jangan anggap remeh buah yang rontok, dan jangan anggap kerontokan buah tersebut adalah sebuah kewajaran, kita harus mmbersihkan buah yang rontok dari lahan kita, dan membuang sejauh mungkin dari lahan kita, atau kita juga bisa mengubur dalam-dalam dan rapat-rapat, dan jalan yang paling mudah dan cepat ( tapi jangan dilakukan, sebab ini sangat dilarang oleh dunia,,,,he he he ) yaitu di hanyutkan di sungai.
Luangkan waktu tersendiri dalam pemungutan buah yang rontok sekaligus memetik buah yang masih di pohan dan terindikasi akan rontok atau terkena penyakit, jangan sentuh tanaman/buah yang masih sehat sebab bila buah yang anda petik akibat seerangan jamur maka tangan anda akan membawa spora dan merupakan media untuk penularan jamur. Setelah selesai pemungutan cuci peralatan ( misal ember, timba, karung, sarung tangan, pakaian dll) yang terkena/bersinggungan langsung dengan buah yang rontok tersebut kalau bisa cucilah dengan larutan alkohol, atau paling tidak dengan sabun cuci.
Selain perlakuan pembersihan lakukan juga penanganan langsung terhadap hama penyakit tersebut menggunakan pestisida yang tepat sasaran, tepat dosis, dan tepat waktu.
Tulisan saya diatas adalah sangat remeh dan sederhana, namun kita jarang menyadari bahwa hal tersebut penting kita lakukan. Marilah kita mulai dari hal yang sederhana, kecil, dan remeh, semoga besar manfaatnya untuk tanaman yang kita budidayakan.