Powered By Blogger

Wednesday, August 24, 2011

BUDIDAYA CABAI MERAH KERITING DI LAHAN KERING





BUDIDAYA CABAI MERAH KERITING DI LAHAN KERING
Cabai (Capsicum annum) merupakan komoditas sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Meskipun kebutuhan cabai meningkat, akan tetapi poduksi cabai di Jawa timur masih rendah. untuk memnuhi kebutuhan tersebut, peningkatan produksi perlu dilakukan melalui penanaman cabai di lahan kering secara intensif dengan memperhatikan pemilihan varietas yang tepat, benih yang bermutu, umur bibit yang tepat untuk ditanam, penggunaan pupuk yang berimbang serta pengendalian hama penyakit secara selektif.
VARIETAS Varietas cabai merah keriting ada 2 jenis, yaitu :
- Jenis hibrida TM 888, TM 99, CTH 01, Salero dan Taro,
- Jenis non hibrida Cemeti,lares, kawat.

PEMBIBITAN
-Bibit cabai diperoleh dengan cara membuat pesemaian terlebih dahulu.

CARA PENYEMAIAN
-sebelum disemaikan biji direndam dengan air panas 40-45 derajat  celcius selama 1 jam untuk mengurangi kontaminasi virus
-media semai adalah campiran tana, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1;1;1, kemudian dimasukan kantong plastik putih (POLIBUG) berukuran diameter 6 cm, panjang 10 cm.
-biji cabe yang sudah direndam ditiriskan pada kain handuk lali dititip biarkan -+ 2 hari hingga tunas muncul
-kantong plastik yang sudah terisi media tanah tersebut ditata dalam sebuah baki kayu yang berukuran lebar 0,5 cm dan panjang 1 m
-sebelum biji cabe yang sudah muncul tunas di semaikan pada media semai terlebih dahulu media tersebut disiram dengan air supaya tetap bisa menjaga kondisi suhu biji yang sudah di semai, setelah itu biji cabai yang sudah tumbuh tunas tersebut dimasukan satu per satu, setelah itu baki yang sudah disemai biji cabe tersebut ditaruh dilahan tanam dan diberi atap rumbai-rumbai untuh melindungi dari sinar matahari langsung dan dari kemungkinan terguyur hujan.
-setiap sore media yang sudah disemai tersebut disiram dengan air.....
setelah bibit sudah berumur 24-30 hari atau berdaun 3  helai tananman cabai siap di tanam pada lahan yang sudah dipersiapkan

PENANAMAN
  • buatalah bedengan-bedengan yang berukuran lebar 1 m, antara bedengan dibuat parit yang lebar 50cm, dengan kedalaman 20-25 cm 
  • bedengan-bedengan diberi pupuk kandang dengan ukuran 1-2 ton/Ht, dan ditaburi pupuk PONSAKA, NPK, DAN UREA masing-masing 100kg, masing-masing pupuk ditaburkan pada bedengan yang sudah jadi
  • bedengan tersebut ditutup dengan mulsa hitam perak yang berukuran lebar 120 cm
  • biarkan bedengan-bedengan tersebut selama 24-30 hari supaya kondisi tanah benar2 siap untuk ditanami dan sambil menunggu bibit cabe benar2 siap di tanam di lahan
PEMELIHARAAN

  • rumput yang di sekitar tanaman harus dibersihkan supaya sinar matahari bisa maksimal dipantulkan oleh mulsa yang berwarna perak
  • setelah umur 1 minggu setelah tanam ajir bambu didirikan di samping pohon cabe dan dan masing-masing pohon cabe diikat pada masing-masing tiang ajir
  • setelah umur 2 minggu stelah tanam sogol (cabang susu) di bawah cabang pokok harus dibuang agar pertumbuhan pohon cabe cepat pertumbuhannya 
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Pemantauan hama dan penyakit dilakukan setiap minggu sekali. Hama yang biasa menyerang adalah ulat tanah, trips, kutu daun dan lalat buah.Pengendalian ulat tanah secara mekanis dilakukan dengan mengumpulkan dan kemudian memusnahkannya. Bila populasi ulat tanah tinggi, tanaman disemprot dengan insektisida SIDAMETRIN dioplos dengan PREVATON (DUPON) dan maksimal disemprotkan 4 hari sekali pada waktu pagi atau sore hari. pengendalian hama trips yang mengakibatkan kriting daun disemprot dengan ASMEK/ PROMEKTIN /yang sejenis yang mengandung abamektin, dan untuk pengendalian jamur / parasit disemprot dengan SIDASEB di oplos dengan HEXACOR / RIDOMIL / yang mengandung MANGKOSEB.disemprotkan secara berkala minimal 4 hari sekali.untuk pengendalian kutu daun (BANGKAK)cukup dengan TOP DOR baik dismprotkan pada kondisi panas atau siang hari.pengandalian lalat buah dilakukan dengan dengan di tanami pohon kenikir di sekitar lahan bila sudah diambang kewajaran disemprot dengan PREVATON (DUPON)

PEMUPUKAN

  1. pada usia tanaman 1 minggu setelah tanam dicor atau disiram dengan pupuk mas hitam dioplos dengan KNP dengan perbandingan mas hitam 10 kg dan KNP  5 kg atau dengan pupuk hayati yang ada diberbagai agen-agen pupuk
  2. pada usia tanaman 2 minggu setelah tanam tanaman di cor kembali dengan mas hitam dan di oplos dengan KNO putih dengan perbandingan yang sama seperti no 1dan bila ada di oplos dengan air kencing sapi yang sudah divermentasi dengan BAKTERI seperti EM4, atau yang sejenis yang sudah direkomendasikan di tempat anda. semua itu dilakukan supaya perkembangan bunga bakal buah lebih lebat dan tidak mudah rontok, dan pengecoran berikutnya 7-10 hari sekali dengan formulasi yang sama pada nomor dia ini..
 
SELAMAT MENCOBA..............................
SEMOGA PERTANIAN INDONESA  SEMAKIN MAJU DAN BISA DIAKUI OLEH DUNIA.......
AAMIIN..............................











Friday, August 5, 2011

CARA PENANGGULANGAN PATEK PADA CABE

patek (antraknosa)
Penyakit patek (antraknosa) disebabkan oleh serangan cendawan atau jamur  Gloesporium Piperatum. Di pertanaman, serangan pada buah ditandai dengan munculnya bercak kuning yang berubah menjadi cokelat kehitaman. Selanjutnya, buah menjadi lunak dan membusuk, mengering dan saking beratnya serangan menyebabkan buah keriput seperti mummi. Penyakit ini juga menyebabkan buah yang masih hijau dan menyebabkan mati ujung. Keadaan cuaca panas dan lembab mempercepat perkembangan penyakit. Pada kondisi lembab, cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu, apabila dilihat dibawah mikroskop akan nampak badan buah yang disebut aservulus, adalah struktur yang terdiri dari kumpulan konidia pada masing-masing konidiosfor.

Cara‐cara pengendaliannya adalah, selain dengan cara budidaya yang baik dan sanitasi lahan yang baik, dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi. Namun demikian, apabila pestisida kimia banyak digunakan, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan, termasuk paparan residu pestisida. Oleh karena itu, cara pengendalian yang bijaksana perlu dilakukan antara lain dengan:
  • Melakukan prendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius) selama 30 menit.
  •  Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi, namun perlu diperhatikan saat melakukan pemusnahan, tangan yang telah menyentuh (sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman, tidak menyentuh tanaman/buah yang sehat, dan sebaiknya dilakukan menjelang pulang sehingga kita tidak terlalu banyak bersinggungan dengan tanaman/buah yang masih sehat.
  • Penggiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan famili solanaceae (terong dan tomat) atau tanaman inang lainnya misal pepaya.
  •  
  • Penggunaan mulsa plastik hitam perak (MPHP), karena dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak sinar matahari dapat dipantulkan pada bagian bawah permukaan daun/tanaman sehingga kelembaban tidak begitu tinggi.
  • Menggunakan jarak tanam yang lebar yaitu sekitar 65-70 cm (lebih baik yang 70 cm) dan ditanam secara zig-zag ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan sirkulasi udara cukup lancar karena jarak antar tanaman semakin lebar, keuntungan lain buah akan tumbuh lebih besar.
  • Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misal pupuk Urea, Za, ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
  • Penyiangan/sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
  • Jangan menanam cabai dekat dengan tanaman cabai yang sudah terkena lebih dahulu oleh antraknosa/patek, ataupun tanaman inang lain yang telah terinfeksi.
  • Pengelolaan drainase yang baik di musim penghujan.

Yang lebih baik adalah melakukan pencegahan dengan cara menyemprotkan pestisida nabati yang terbuat dari Kunyit, Laos, Kencur dan Jahe masing-masing 1 kg. Ditambah 1 butir gambir, 1 ons gula pasir, 1 liter EM TANI dan 3 liter air. Cara pembuatanya, tumbuk Kunyit, Laos, Kencur, Jahe dan Gambir kemudian masukan air, gula dan EM TANI. Campuran tersebut diamkan selama 7 hari. Pengaplikasian disemprotkan dengan dosis 2 cc larutan pestisida per 1 liter air.